Banyak orang menganggap sakit pinggang sebagai keluhan biasa, sehingga tidak terlalu ambil pusing. Padahal, bisa jadi sakit pinggang itu pertanda awal masalah kesehatan serius yang tidak banyak orang sadari. Sakit pinggang kiri, misalnya, dipicu oleh berbagai sebab yang tidak bisa dianggap sepele.
Ada banyak kemungkinan penyebab sakit pinggang sebelah kiri, mengingat pada bagian tersebut terdapat beberapa jaringan dan organ. Jika bagian tersebut mengalami cedera maka akan menimbulkan rasa sakit. Berikut penyebab sakit pinggang kiri, cara mengobati, serta obat yang direkomendasikan.
BACA JUGA: Ini Dia 5 Cara Mudah Atasi Sakit Pinggang Saat Hamil, No 5 Paling Ampuh
1. Cedera atau Keseleo
Rasa sakit pada pinggang sebelah kiri terjadi karena otot-otot dan ligamen pada tulang belakang mengalami cedera, otot tegang, atau keseleo–bisa karena terjatuh, mengangkat benda berat, atau salah gerak. Karena otot-otot pada tulang belakang berfungsi mendukung gerakan pinggang, maka ketika otot cedera akan menimbulkan rasa sakit.
Moms bisa mengonsumsi jenis obat penghilang rasa nyeri (analgetik) yang kini dijual bebas di pasaran, seperti ibuprofen, naproxen, dan asetaminofen. Namun, sebagai pertolongan pertama, sebelum mengonsumsi obat, Moms bisa menyembuhkan otot tegang dengan cara kompres es selama kurang lebih 20 menit.
2. Tonjolan Diskus Intervertebralis dan Skiatika
Dalam ilmu medis, tonjolan diskus intervertebralis terjadi akibat tulang-tulang belakang mengalami aus, menyusut, atau bahkan pecah. Kondisi ini menyebabkan adanya penekanan pada saraf yang berdekatan dengan pinggang sebelah kiri. Karena saraf sangat sensitif terhadap tekanan sehingga hal itu menyebabkan rasa sakit.
Ketika diskus intervertebralis menekan saraf skiatika maka penyakitnya disebut skiatika, atau orang lebih mengenal dengan saraf kejepit. Rasa sakitnya biasanya berada di pantat, pinggul, paha, hingga kaki. Bahkan, kaki bisa timbul mati rasa dan kesemutan.
Untuk pengobatan rasa sakit pada pinggang akibat tonjolan diskus intervertebralis, bisa dimulai dengan terapi fisik, obat penghilang rasa sakit, untuk mengurangi rasa nyeri. Namun, jika dengan terapi fisik masih terasa sakit, Moms dianjurkan untuk mengonsumsi obat. Pengobatan yang direkomendasikan salah satunya dengan suntikan kortikosteroid.
BACA JUGA: Tidak Hanya Wanita, Gejala Infeksi Saluran Kemih Pada Pria Perlu Diwaspadai
3. Infeksi Ginjal
Infeksi ginjal menyebabkan nyeri pinggang. Dimulai dari kandung kemih, kemudian naik ke ginjal, infeksi ini menjadikan ginjal meradang dan menimbulkan rasa sakit pada pinggang sebelah kiri (jika yang terkena ginjal sebelah kiri). Seorang yang ginjalnya terinfeksi biasanya akan mengalami demam dan mual.
Penyakit ini tergolong serius, sehingga perlu periksa ke dokter untuk mendapatkan terapi antibiotik. Bahkan, jika infeksinya bertambah parah, rawat inap adalah cara mengobati sakit pinggang sebelah kiri terbaik.
Dokter biasanya akan memberikan terapi antibiotik intravena melalui infus. Antibiotik lain yang biasanya direkomendasikan adalah ciprofloxacin dan levofloxacin, atau cephalexin khusus untuk ibu hamil.
4. Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk dari zat-zat kimia yang seharusnya terbuang dari tubuh namun justru mengendap dan menjadi keras. Zat-zat kimia yang mengeras tersebut berupa kalsium, asam urat, dan struvite.
Batu ginjal juga merupakan salah satu penyebab sakit pinggang pada bagian kiri terparah – jika dialami ginjal sebelah kiri. Gejala lain yang bisa dirasakan seorang mengalami sakit batu ginjal adalah sakit ketika buang air kecil, air kencing disertai darah, serta rasa mual dan muntah.
Secara umum, ada beberapa jenis obat yang sering diresepkan dokter, seperti allopurinol (penghancur batu asam urat), tamsulosin, doxazosin, dan terazosin (penghancur batu ginjal ukuran besar), dan lain-lain.
Sakit pinggang pada bagian kiri menandakan bahwa Moms mengalami masalah kesehatan, dari yang sifatnya ringan hingga yang paling serius. Apalagi, ibu sedang hamil, masalah ini jangan sampai mengganggu pertumbuhan si kecil.
Bila sakit pinggang kiri belum juga sembuh setelah terapi antibiotik dan mengonsumsi obat-obatan, segera konsultasi ke dokter agar segera dilakukan pemeriksaan intensif.
