Imunisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk membentuk antibodi atau kekebalan tubuh dengan memberikan vaksin. Tidak hanya ketika baru lahir, vaksin juga diberikan ketika anak berusia di atas 1 tahun bahkan ketika remaja. Jika Moms sudah tahu urutan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir, Moms juga harus tahu apa saja tahapan imunisasi anak lanjutan berikut.

Tidak Hanya Ketika Baru Lahir, Inilah Tahapan Imunisasi Anak Lanjutan

Ada dua jenis imunisasi di Indonesia, yaitu imunisasi dasar yang wajib diberikan setelah bayi  lahir seperti vaksin polio dan imunisasi lanjutan yang ditekankan untuk diberikan kepada anak anak atau remaja sesuai kebutuhan. Imunisasi lanjutan ada banyak sekali, apa saja? berikut tahapan imunisasi anak lanjutan yang perlu Moms tahu.

BACA JUGA: Moms Jangan Abaikan Jadwal Vaksin Anak, Ini Pentingnya

1.Vaksin MMR

Vaksin MMR adalah vaksin yang diberikan pada anak anak yang berusia kisaran 12- 18 bulan dan 5 tahun. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit gondongan, campak dan rubella yang dapat menyebabkan komplikasi seperti meningitis dan tuli.

Vaksin ini tetap diperlukan walaupun anak sudah mendapat vaksin campak sebelumnya. Efek dari imunisasi ini biasanya adalah demam, gatal dan bengkak di wajah.

2. Vaksin Tifoid

Tahapan imunisasi anak lanjutan
Tahapan imunisasi anak lanjutan

Vaksin tifoid adalah vaksin yang diberikan agar anak tidak mudah terinfeksi bakteri yang menyebabkan penyakit tifus. Vaksin tifoid dilakukan ketika anak menginjak usia 2 tahun dan akan lebih baik jika diulang selama 3 tahun sekali.

3. Vaksin Rotavirus

Ada dua macam vaksin rotavirus, yaitu Monovalent yang diberikan saat anak anak berusia 6 sampai 12 minggu dan jarak pemberian selama 8 hari. Kemudian ada vaksin pentavalent yang diberikan ketika anak berusia 2 bulan kemudian jarak berkisar 4 sampai 10 minggu.

BACA JUGA: Hati-Hati! Ini 5 Gejala Infeksi Saluran Kemih Pada Anak

4. Vaksin PCV

Vaksin PCV diberikan untuk mencegah penyakit meningitis, pneumonia dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh bakteri. Vaksin ini dilakukan ketika anak berusia 2, 4, 6 dan 12 bulan. Efek samping dari vaksin ini yaitu demam dan pembengkakan pada bekas suntikan vaksin.

5. Vaksin Varicella

Imunisasi varicella adalah imunisasi yang dilakukan untuk mencegah si kecil dari penyakit cacar air. Vaksin ini diberikan satu kali ketika anak berusia 12 bulan sampai 18 tahun. Efek samping dari vaksin ini adalah rasa nyeri dan bekas kemerahan pada area yang disuntik. Vaksin ini juga bisa diberikan pada orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air.

6. Vaksin Influenza

Vaksin ini diberikan ketika anak berusia 6 tahun dan boleh diulang satu kali setiap tahunnya hingga anak berusia 18 tahun untuk mencegah anak terkena penyakit flu. Efek samping dari vaksin ini adalah demam, sakit tenggorokan dan sakit kepala.

BACA JUGA: Lagi Flu? Coba Yuk Pilihan Makanan Saat Flu Ini, Lezat dan Sehat!

7. Vaksin Hepatitis A

Vaksin hepatitis A adalah vaksin yang perlu dilakukan untuk mencegah anak dari penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Vaksin ini dilakukan dua kali saat anak berusia kisaran 2 sampai 18 tahun dengan rentang vaksin 6 atau 12 bulan. Efek samping vaksin yaitu demam, batuk dan lemas.

8. Vaksin HPV

Vaksin HPV adalah vaksin untuk anak perempuan untuk mencegah penyakit kanker serviks. Vaksin ini diberikan 2 sampai 3 kali ketika anak berusia kisaran 10 sampai 18 tahun. Efek samping dari vaksin ini yaitu nyeri dan sakit kepala.

Moms harus tahu jenis vaksin atau imunisasi dan jadwal imunisasi bayi di Puskesmas, sejak aanak baru lahir hingga mereka beranjak dewasa. Imunisasi lanjutan  tersebut juga perlu dilakukan agar anak semakin kebal dari berbagai penyakit berbahaya seperti hepatitis A dan tifus.

Tahapan imunisasi anak lanjutan bisa dilakukan di Puskesmas maupun rumah sakit. Jangan lupa untuk berkonsultasi pada dokter atau bidan untuk penjelasan yang lebih lanjut.