Setelah melahirkan, kondisi kesehatan tubuh memang harus benar-benar diperhatikan ya, Moms. Sebab, pada masa ini, kemungkinan Moms untuk terkena infeksi akan lebih tinggi, apalagi jika terserang infeksi endometritis yang sangat berbahaya. Maka dari itu, Moms juga harus mengetahui apa saja gejala infeksi rahim setelah melahirkan.
Infeksi rahim yang menyerang ibu pasca melahirkan ini biasa disebut endometritis. Efek yang ditimbulkan memanglah berbahaya. Jika tak segera diatasi, infeksi ini dapat menyebar luas ke bagian tubuh lainnya. Nah, infeksi rahim yang satu ini tentu memiliki gejala. Apa saja gejalanya? Yuk, simak terus!
BACA JUGA: Kenali Sejak Dini, 4 Gejala Infeksi Mulut Rahim yang Penting Moms Tau
Gejala Infeksi Rahim Setelah Melahirkan
Moms, gejala infeksi endometritis yang dialami oleh setiap ibu sehabis melahirkan memang bervariasi. Gejala itu biasanya akan muncul saat usia 1-3 hari pasca persalinan. Nah, berikut ini adalah beberapa gejala umum yang bisa sering terjadi.
- Demam tinggi
- Merasa tak enak badan
- Nyeri saat buang air kecil
- Nyeri di daerah perut bagian bawah
- Keluarnya bau dari vagina
- Meningkatkan pendarahan pada vagina yang tak normal. Jumlah darah yang keluar lebih banyak dan muncul gumpalan.
Jika Moms mulai merasakan beberapa gejala di atas, Moms dapat langsung membeli obat infeksi rahim di apotik atau segera memeriksakannya ke dokter. Dengan begitu, penyebaran infeksi ini dapat dicegah.
Faktor Penyebab Infeksi Rahim Setelah Melahirkan
Setelah mengetahui gejala yang ditimbulkan ketika terserang infeksi jenis ini, Moms mungkin ini mengetahui faktor-faktor penyebab infeksi endometritis. Berikut adalah faktor yang menjadi penyebab infeksi rahim setelah melahirkan.
- Ketuban pecah lebih awal atau lebih lambat dibandingkan Si kecil
- Air ketuban berwarna keruh karena bercampur dengan mekonium
- Bumil memiliki riwayat penyakit radang panggul (PID)
- Banyak pemeriksaan internal selama persalinan
- Ibu yang mengalami diabetes
- Sanitasi saat persalinan buruk
- Kondisi anemia
- Mengalami Bacterial vaginosis (BV)
Kemungkinan Infeksi Rahim Setelah Melahirkan
Terdapat tingkatan persentase kemungkinan Moms bisa terserang infeksi rahim setelah melahirkan atau akibat dari proses melahirkan. Berapa saja persentasenya? Simak penjelasan berikut ini!
- Melahirkan secara normal
Bagi Moms yang melahirkan secara normal, persentase kemungkinan penyakit setelah melahirkan normal ini adalah 1-3%.
- Caesar terjadwal
Biasanya, caesar terjadwal dilakukan ketika Moms menginginkan lahiran lebih cepat, misalnya karena ingin melahirkan di tanggal cantik atau lain sebagainya. Nah, pada proses caesar terjadwal ini, persentase Moms untuk terserang infeksi adalah 5 sampai 15%
- Caesar tak terencana
Yang terakhir adalah caesar tak terencana. Kondisi ini biasanya akan dialami oleh ibu yang sedang dalam kondisi darurat, sehingga harus dilakukan caesar. Pada caesar tak terencana atau spontan ini, persentase kemungkinan terkena infeksi rahim mencapai 15 sampai 20%.
BACA JUGA: Apakah Berbahaya Hamil Setelah Operasi Caesar Dua Kali?
Pencegahan Infeksi Rahim Setelah Melahirkan
Setelah mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan infeksi rahim, Moms juga harus mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya infeksi ini. Untuk pencegahan, Moms dapat lebih memperhatikan sanitasi lingkungan sekitar. Selain itu, antibiotik untuk infeksi rahim juga dapat moms gunakan sebagai upaya pencegahan.
Perlu Moms ketahui, operasi caesar sebenarnya bisa membuat Moms berisiko mengalami infeksi jenis ini. Namun, risiko tersebut dapat diminimalisir dengan penggunaan larutan antiseptik povidone-iodine yang disesuaikan dengan anjuran dokter. Selain cairan antiseptik, terdapat pula antibiotik yang diketahui dapat melindungi dari bakteri Streptococcus di sekitar organ vital Moms.
Pasca melahirkan, resiko Moms terkena infeksi rahim memang sangat besar. Apabila Moms mengalami gejala infeksi rahim setelah melahirkan seperti yang sudah dijelaskan, ada baiknya jika Moms segera konsultasi ke dokter sebelum kondisinya memburuk. Dokter biasanya akan memberikan obat infeksi rahim jika gejalanya tidak terlalu parah.