Di dunia maya banyak sekali bertebaran informasi seputar fakta obat penyubur kehamilan, baik obat dari dokter maupun obat penyubur alami. Pertanyaan besar yang sering kita pikirkan yaitu apakah konsumsi obat penyubur kehamilan aman? Bagaimanapun, obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi kadar hormon reproduksi.

Obat penyubur kehamilan sendiri menjadi salah satu upaya untuk memperbaiki fertilitas, khususnya setelah lama menanti kehamilan. Tentunya penggunaan obat ini sendiri harus dalam pengawasan dokter spesialis obstetri dan ginekologi ya Moms. Biasanya dokter akan meresepkan obat-obatan penyubur jika telah mendiagnosis adanya gangguan kesuburan pada ibu.

Meskipun demikian, banyak sekali fakta-fakta menarik seputar obat penyubur kehamilan ini. Kalau Moms penasaran, artikel ini wajib banget untuk disimak sampai selesai.

BACA JUGA: Mengenal Hidrotubasi, Benarkah Bisa Bikin Cepat Hamil?

1. Obat Penyubur Kehamilan Telah Digunakan Selama Lebih Dari 40 Tahun

Clomiphene Citrate (Clomid), salah satu obat yang telah digunakan di dunia medis selama lebih dari 40 tahun. Cara kerja obat ini yaitu dengan merangsang agar sel telur cepat matang dan dapat dilepaskan ke tuba fallopi untuk dibuahi. Obat ini bekerja efektif, dapat dilihat dari 50% pengguna Clomid yang berhasil hamil dalam tiga siklus menstruasi.

2. Injeksi Obat Penyubur Kehamilan Meningkatkan Resiko Hamil Bayi Kembar

Dibandingkan obat oral, konsumsi obat melalui suntikan akan meningkatkan potensi kehamilan bayi kembar sebesar 30%. Namun hal ini juga berisiko, karena besar kemungkinan bayi akan lahir prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), dan kedepannya mengalami gangguan pada proses tumbuh kembang.

3. Obat Penyubur Kehamilan Memiliki Efek Samping

Setiap obat pasti memiliki efek samping, termasuk obat penyubur kehamilan. Ibu yang mengkonsumsi obat dalam dosis tinggi, berpotensi mengalami beberapa gejala. Di antaranya yang sangat umum yaitu kenaikan berat badan, sakit kepala, gangguan perubahan suasana hati, perut kembung, hingga kekeringan pada vagina.

4. Efek Samping Obat Penyubur Kehamilan Bersifat Sementara

Berita bagusnya, berbagai efek samping obat penyubur kehamilan umumnya hanya bersifat temporer. Efek samping ini akan mulai reda kalau dosis obat dikurangi ataupun konsumsi dihentikan. Penggunaan acetaminophen, terapi akupuntur, hingga meditasi mindfulness juga terbukti mampu mengurangi efek samping.

5. Efek Samping Obat Penyubur Kehamilan yang Cukup Bahaya

Meskipun jarang dialami, namun ada beberapa efek samping yang cukup berbahaya jika obat penyubur diminum dalam dosis besar dan jangka panjang. Beberapa yang mungkin terjadi adalah peningkatan risiko tumor ovarium, gangguan fungsi penglihatan, kehamilan ektopik atau janin tumbuh di luar rahim, hingga sindrom ovulasi yang berlebih.

Nah, itu dia lima fakta-fakta penting yang Moms wajib tahu tentang obat penyubur kehamilan. Secara garis besar, obat penyubur kehamilan aman dikonsumsi oleh ibu yang mengalami gangguan pada fungsi kesuburan. Tapi ada syaratnya, dosis yang dikonsumsi harus tepat, dan ibu memiliki kondisi badan yang siap untuk menerima terapi melalui obat-obatan oral maupun suntik.

Memang ada banyak sekali efek samping yang mungkin terjadi karena penggunaan obat ini. Efek samping seringkali tidak dapat 100% dihindari, namun efek samping ini dapat diminimalisasi. Salah satu caranya yaitu dengan mulai menggunakan obat dari dosis yang paling kecil terlebih dahulu sesuai anjuran dokter, kemudian dipantau secara berkala.

Apakah saat ini Moms tengah mengkonsumsi obat penyubur kehamilan? Atau malah baru memikirkan dengan baik tentang kesiapan untuk menjadi seorang ibu? Semoga artikel singkat ini bisa memberikan insight yang baru ya Moms seputar fakta obat penyubur kehamilan.