Setiap ibu tentu ingin buah hati ada dalam kondisi terbaik di dalam rahim dan kemudian bisa terlahir sempurna. Hanya saja kadang menjelang persalinan, ada beberapa pergerakan yang dilakukan bayi sehingga membuat posisinya tidak normal. Biasanya posisi janin yang tak biasa selalu dikaitkan dengan sungsang. Namun Moms, ada juga lho ciri gerakan janin melintang yang wajib diketahui.

Seperti namanya, janin yang melintang horizontal alias transverse pregnancy termasuk dalam kategori posisi kandungan abnormal. Kenapa abnormal? Karena tubuh bayi berada di posisi melintang dari sumbu tubuh ibu. Dalam posisi melintang ini, biasanya kepala ada di kanan rahim dan bokong di sisi kiri atau sebaliknya.

Tentu dengan kondisi janin melintang, risiko Moms mengalami cedera pada rahim atau jalan kelahiran saat persalinan makin besar. Apakah sama dengan sungsang? Beda. Sungsang sendiri terjadi saat kepala bayi yang seharusnya bergerak secara alami mendekati jalan lahir gagal terjadi, sehingga bagian tubuh lain seperti kaki atau pantat yang malah bergerak.

BACA JUGA: Pentingnya Mempersiapkan Diri Jika Posisi Bayi Sungsang

Ciri-Ciri Janin dalam Posisi Melintang

Pada dasarnya janin di dalam rahim masih bisa bergerak bebas hingga usia 28 minggu karena memang relatif lebih ringan daripada rahim. Barulah saat memasuki usia 34-36 minggu, janin sudah pada posisi normal sekalipun akhirnya kemudian menjadi sungsang atau melintang. Supaya makin paham dan bisa melakukan persiapan, berikut ini adalah ciri gerakan janin melintang yang harus Moms ketahui:

  1. Ciri pertama janin melintang yang bisa mudah Moms rasakan adalah tidak nyaman di bagian panggul sampai tulang rusuk alias subkostal. Moms bakal merasa perut seperti melilit atau nyeri haid yang dialami penderita kista, sehingga bisa membuat aktivitas terganggu. Moms pun bakal sering ingin menyandarkan punggung dengan tambahan bantal.
  2. Hal berikutnya yang menjadi ciri janin melintang adalah tendangan kaki bayi yang terasa di samping rahim. Jelas berbeda dengan posisi bayi normal yang tendangannya terasa di atas rahim karena memang kepalanya di bagian bawah.
  3. Tak cuma dirasakan Moms saja, posisi janin melintang juga bisa diamati oleh dokter. Akan ada tanda massa keras di bagian samping perut yang adalah kepala bayi. Bahkan saat dokter melakukan pemeriksaan Palpasi Abdomen, akan ada massa tak teratur di bagian panggul ibu yang artinya punggung bayi alih-alih kepala yang turun.
  4. Berkaitan dengan janin yang melintang, saat pemeriksaan USG pada usia 32-35 minggu, detak jantung janin akan terdengar di bagian atas atau samping pusar.

Tentu saja berbagai ciri janin melintang itu bakal semakin kuat saat persalinan. Di mana ketika dokter memeriksa vagina untuk mengetahui proses bukaan waktu persalinan normal, tidak akan ditemukan massa keras yang adalah kepala bayi.

BACA JUGA: Tanda Bumil Kelebihan Air Ketuban, Ketahui Risikonya!

Penyebab dan Cara Mengatasi Janin yang Melintang

Salah satu selebritis yang pernah mengalami posisi janin melintang adalah Anissa Aziza, istri dari aktor dan sutradara, Raditya Dika. Lantas apa sih penyebab janin bisa melintang? Ada banyak faktornya mulai dari kondisi janin yang prematur, bentuk rahim tak normal, cairan ketuban yang terlalu banyak, bentuk panggul sempit hingga terjadinya Plasenta Previa, yakni plasenta di bagian bawah rahim.

Dokter Ali Sungkar yang adalah spesialis Obgyn dan Konsultan Fetomaternal menganjurkan untuk memperbanyak olahraga saat usia kandungan 30-37 minggu demi mengatasi janin melintang. Tapi ketika ciri gerakan janin melintang baru diketahui sesaat jelang persalinan, dokter akan melakukan intervensi prosedur External Cephalic Version (ECV) demi mengarahkan kepala bayi ke bawah dengan bantuan USG.