Sebagai orang tua, adalah hal yang lumrah jika terkadang terlalu mengkhawatirkan keadaan jabang bayi, termasuk ketika cegukan. Tapi untuk kejadian terakhir, Moms tak perlu khawatir. Karena ternyata cegukan pada bayi baik untuk perkembangan otak.

Menurut penelitian, cegukan pada bayi tidaklah berbahaya. Para peneliti pun meminta agar para orang tua tidak panik dan membiarkan cegukan pada bayi. Karena sebenarnya, bayi sudah mulai cegukan sejak berada dalam rahim.

Bayi prematur malah dipercaya punya frekuensi cegukan yang lebih intens dibandingkan bayi yang lahir normal. Bayi prematur menghabiskan 1 persen dari waktu mereka untuk cegukan atau setara dengan total 15 menit/hari.

Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Clinical Neurophysiology University College London, menjelaskan jika cegukan punya kaitan erat dengan perkembangan otak bayi. Cegukan memicu aliran sinyal otak yang membantu bayi belajar mengatur pernafasan.

Kimberley Whitehead, salah satu peneliti di University College London, meyakini jika cegukan adalah proses alami perkembangan bayi. Sekalipun Kimberley juga tak tahu secara gamblang pemicu dari cegukan.

“Alasan mengapa kita cegukan tidak sepenuhnya jelas, tetapi mungkin ada alasan perkembangan, mengingat bahwa janin dan bayi baru lahir begitu sering cegukan,” ujar Kimberley Whitehead.

BACA JUGA: Cara Mengeluarkan Dahak Pada Bayi Usia 0-1 Tahun, Praktis Bikin si Kecil Tak Lagi Rewel

Cara Cegukan Bangkitkan Aktivitas Otak

Hubungan antara cegukan dan perkembangan otak bayi yang disimpulkan peneliti di University College London dicapai setelah menganalisis aktivitas otak 13 bayi yang baru lahir.

Para peneliti menganalisis aktivitas otak pada 13 bayi baru lahir di ruangan dengan lingkungan terkontrol. Tim peneliti menggunakan electroencephalography (EEG) untuk mengamati otak setiap bayi.

Sementara untuk merekam aktivitas cegukan, para peneliti menempatkan sensor gerakan pada torso setiap bayi. Dari sini para peneliti menemukan jika cegukan menyebabkan kontraksi otot diafragma. Kontraksi otot ini yang kemudian memicu gelombang di korteks otak.

Beberapa cegukan yang berlangsung berurutan menciptakan gelombang besar. Otak kemudian merespons dengan menyinkronkan suara khas cegukan (hic) dengan aktivitas kontraksi otot diafragma.

Secara keseluruhan, seperti itu cara cegukan merangsang kerja otak. Cegukan membantu bayi untuk memonitor dan mengidentifikasi otot-otot pernafasan.

Penulis studi senior Universitas College London mengatakan jika cegukan pada bayi membantu mereka belajar memonitor otot-otot pernapasan. Hal ini berdampak pada pernapasan yang bisa dikontrol secara sukarela dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah.

Rangsangan kepada otak seperti cegukan ini memang diperlukan tubuh untuk beradaptasi ketika tak lagi berada di janin. Ini karena ketika lahir ke dunia ini, sirkuit yang memproses sensasi yang dirasakan tubuh tidak sepenuhnya berkembang.

“Ketika kita dilahirkan, sirkuit yang memproses sensasi tubuh tidak sepenuhnya berkembang, sehingga pembentukan jaringan semacam itu merupakan tonggak perkembangan penting bagi bayi baru lahir,” imbuh Lorenzo Fabrizi.

Studi sebelumnya juga menguatkan penelitian Lorenzo Fabrizi dkk. Hasil studi sebelumnya menuliskan kesimpulan jika aktivitas motorik bayi di dalam rahim seperti menendang adalah semacam proses memetakan gerakan tubuh mereka sendiri.

Sementara pada penelitian terbaru, ditarik kesimpulan jika aktivitas tertentu saat di dalam rahim maupun setelah lahir punya kontribusi positif kepada perkembangan koneksi otak bayi.

BACA JUGA: 4 Penyebab Bayi Tersedak Saat Menyusu dan Cara Menanganinya

Kenali Tanda-tanda Cegukan Tidak Normal

Seperti dijelaskan sebelumnya jika cegukan adalah tanda positif perkembangan bayi di dalam kandungan. Cegukan, menghirup dan melepaskan cairan adalah tanda jika diafragma bayi sedang berkembang.

Sekalipun begitu, ada juga cegukan yang perlu Moms waspadai. Moms perlu pertimbangkan konsultasi dengan dokter jika di usia lebih dari 32 minggu, bayi dalam rahim masih sering cegukan dan berlangsung setidaknya lebih dari 15 menit.

Ini karena cegukan di akhir kehamilan bisa menjadi pertanda jika bayi dalam janin ada gangguan pada tali pusar, antara lain aliran oksigen dan darah ke janin melambat atau malah berhenti.

Nah Moms, kenali cegukan sebagai proses normal untuk tumbuh kembang bayi, dan tak memerlukan tindakan khusus untuk menanganinya. Hanya saja, tetap perlu waspada jika terjadi berlarut-larut dan berlebihan, ada baiknya Moms memeriksakan hal tersebut  ke dokter.