Di tanah air, penyakit polio bisa dibilang pernah menjadi momok dan satu-satunya cara untuk menghindarinya adalah dengan pemberian imunisasi vaksin polio. Hingga saat ini imunisasi dapat dibilang tindakan paling efektif untuk menangkal infeksi virus polio yang dapat menyebabkan lumpuh permanen.
Virus ini dapat menyebar dengan cepat melalui kontak cairan tubuh penderita yang dikeluarkan dari mulut, hidung, atau fesesnya. Karena itu, Moms pastikan si Kecil terlindungi.
BACA JUGA: Apakah Tahapan Imunisasi Polio Penting? Ini Jawaban dan Jadwalnya Moms
Apa Jenis Imunisasi Polio?
Imunisasi akan membantu buah hati Moms mengembangkan sistem imun pada tubuhnya untuk melawan infeksi virus polio. Ada dua jenis vaksin polio yang penting untuk diketahui. Yang pertama adalah Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV), yaitu pemberian imunisasi dengan suntikan pada lengan atau kaki.
Kemudian yang kedua adalah Oral Poliovirus Vaccine (OPV) atau sering disebut vaksin polio tetes. Keduanya harus diberikan pada waktu yang ditentukan karena bekerja secara bersinergi. OPV mengembangkan kekebalan tubuh melalui saluran cerna anak, sementara IPV melalui peredaran darah.
Berkat imunisasi polio, Indonesia yang sempat mengalami kondisi darurat wabah virus tersebut, sejak 2014 telah dinyatakan bebas polio oleh WHO.
Moms, jadwal imunisasi polio untuk anak terdiri dari 4 tahap, yaitu saat baru lahir, pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Kemudian pada usia 18 bulan anak harus diberikan booster atau dosis penguat untuk hasil yang lebih efektif. Pemberian imunisasi suntik paling sedikit dilakukan sekali dan ini wajib. Moms bisa berkonsultasi kepada dokter untuk rekomendasi metode imunisasi terbaik.
Efek Samping Imunisasi Polio
Beberapa orangtua mungkin masih ragu membawa buah hatinya ke layanan medis terdekat untuk diimunisasi. Pasalnya di luar sana banyak sekali beredar hoax tentang imunisasi, misalnya bisa menyebabkan autis, hingga diragukan kehalalannya. Padahal ini tidak benar, Moms.
Pihak-pihak berwenang hingga lembaga keagamaan juga telah mempublikasikan keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan terkait imunisasi. Moms dapat menemukan informasinya dengan mudah di internet terkait hal ini.
Meski demikian untuk pertanyaan imunisasi polio apakah demam, jawabannya memang dapat terjadi terutama untuk imunisasi suntik atau IPV. Efek samping ringan ini dapat diatasi dengan pemberian obat penurun panas berdosis rendah sesuai petunjuk dokter. Pastikan si Kecil beristirahat cukup dan berikan ASI untuk mempercepat penyembuhan.
Pada beberapa anak yang sensitif pemberian vaksin tetes juga dapat memicu diare, tetapi ini sangat jarang terjadi. Sebelum imunisasi dilakukan Moms dapat berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mengatasi kekhawatiran, sekaligus menghindari hal yang tak diinginkan.
Sebagaimana obat-obatan lain, imunisasi sebenarnya relative aman untuk diberikan walaupun terjadi sedikit efek samping. Bukankah resiko tersebut jauh lebih minim dibandingkan dampak serangan virus yang bisa demikian fatal hingga seumur hidup anak?
BACA JUGA: Pahami Tahap Imunisasi Pada Anak Moms, Ada Apa Saja?
Hal-Hal yang Perlu Dicermati Pra Imunisasi
Sebelum jadwal pemberian imunisasi, perhatikan hal-hal berikut ini, Moms!
- Mengamati reaksi alergi
Bila anak pernah mengalami reaksi alergi setelah imunisasi polio IPV (suntik), maka yang bersangkutan tidak boleh lagi mendapatkan imunisasi dengan injeksi. Konsultasikan kemungkinan si Kecil dapat diberikan imunisasi tetes kepada dokter. Imunisasi polio juga dilarang bagi mereka yang mempunyai alergi bawaan obat-obatan dengan kandungan neomycin, streptomycin, dan polymyxin B.
- Menunda imunisasi saat anak sakit
Saat sedang sakit parah atau sedang, pemberian imunisasi sebaiknya ditunda hingga kondisi kesehatan anak sudah kembali baik. Sementara untuk sakit ringan seperti batuk pilek ringan tanpa demam, imunisasi masih boleh dilakukan.
Sudah cukup jelas kan, Moms, tentang imunisasi vaksin polio ini? Semoga bisa menjadi referensi terbaik untuk kesehatan si Kecil.