Cara menghitung berat janin dalam kandungan bisa dibilang mudah, sih. Tapi, jika tidak tahu caranya, Moms pasti memilih pergi ke bidan atau dokter kandungan.
Menghitung berat janin sangat penting. Salah satu indikasi perkembangan janin normal bisa diketahui lewat perkembangan berat janin tersebut. Berat janin menjadi acuan awal dokter untuk mengambil tindakan terkait janin pada ibu hamil. Itu sebabnya, ibu hamil harus memperhatikan betul masalah berat janin ini.
Cara Mengetahui Berat Janin
Sebelum membahas cara menghitung berat janin dalam kandungan, sebenarnya ada cara lain yang bisa digunakan untuk mengetahui berat janin. Cara itu adalah dengan melakukan USG. Tapi, untuk itu akan ada biaya yang lebih mahal dari cara yang akan dibahas pada artikel ini.
Cara lain yang bisa dilakukan lagi adalah menghitung berat janin dengan berpatokan pada HPHT. HPHT sendiri adalah kependekan dari Hari Pertama Haid Terakhir.
BACA JUGA: Penting! Begini Moms Cara Menghitung Gerakan Janin Usia 7 Bulan
Menghitung Usia Kehamilan
Rumus MC Donald biasanya digunakan untuk menghitung usia kehamilan. Jika cocok, berarti kondisi janin dalam keadaan normal. Rumusnya adalah:
TFU x 8/7 = x minggu.
Catatan: TFU dalam ukuran centimeter.
Contoh:
Seseorang memiliki tinggi fundus 30 cm. Maka, secara normal, usia kehamilannya adalah:
30 x 8/7 = 34 minggu.
Jika sudah 34 minggu, tapi tinggi fundusnya belum mencapai 30 cm, ada kemungkinan pertumbuhannya kurang baik.
Menghitung Berat Janin
Cara paling mudah untuk mengetahui berat janin adalah dengan menghitung tinggi fundus atau sering disebut dengan TFU. Fundus merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut puncak rahim. Dengan menghitung tinggi puncak rahim, berat janin bisa diketahui.
Rumus yang digunakan untuk menghitung berat janin adalah:
Berat Janin = (TFU-12) x 155
Catatan:
- Berat Janin dalam gram.
- TFU dalam ukuran centimeter.
- Angka 12 tersebut digunakan jika kepala janin sudah masuk pintu panggul bagian atas. Jika belum, maka angka yang digunakan adalah 11.
BACA JUGA: Moms Harus Waspada! 7 Tanda Janin Tidak Berkembang
Risiko Berat Janin Kurang dari Batas Normal
Dengan mengetahui rumus di atas, Moms akan tahu berapa berat badan janin. Setelah itu bagaimana? Berat badan itu bisa menjadi indikator bagi Moms untuk mengetahui apakah perkembangan janin normal atau tidak. Pasalnya, pertumbuhan berat janin yang berada di bawah batas normal memiliki risiko tersendiri. Di antara risikonya adalah:
- Kemungkinan janin mengalami kerusakan otak.
- Kemungkinan masalah pada perkembangan organ.
- Risiko bayi lahir prematur semakin tinggi.
- Gangguan pada sistem saraf, pernapasan, serta pencernaan.
- Kemungkinan terjadi pendarahan pada ibu hamil.
Karena itu, pastikan asupan yang masuk ke dalam tubuh Moms cukup baik. Asupan kalori, misalnya, serta asupan nutrisi lain yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
BACA JUGA: Ciri Ibu Kurang Gizi Saat Hamil, Waspadai Bahaya dan Gejalanya
Risiko Berat Janin di atas Batas Normal
Berat janin kurang memiliki risiko. Kelebihan berat juga memiliki risiko. Apa saja risikonya? Berikut di antara risiko yang rentan terjadi pada janin dengan berat di atas normal:
- Meningkatkan kemungkinan bayi dilahirkan lewat persalinan caesar atau bahkan lahir prematur.
- Meningkatkan kemungkinan gangguan pencernaan
- Meningkatkan kemungkinan bayi terlahir dengan obesitas hingga masa kanak-kanak.
- Meningkatkan kemungkinan bayi mengalami diabetes serta penyakit jantung jika dia sudah dewasa nanti.
Memang, risiko yang disebutkan tersebut adalah kemungkinan. Artinya, bisa saja hal itu terjadi, bisa saja tidak. Meski demikian, tentu akan lebih baik jika hal itu dicegah sejak dini.
Kiranya ulasan ini sudah cukup. Jadi, sejak awal, pastikan ya, Moms, untuk tahu bagaimana cara menghitung berat janin dalam kandungan! Sebab, manfaatnya sangat banyak.