Di tengah masyarakat, ada begitu banyak mitos mengenai kehamilan. Mitos itu, seperti ibu hamil tidak boleh melihat gerhana bulan, mengaitkan bentuk perut dengan jenis kelamin, dan tidak boleh berhubungan seksual. Ya, namanya juga mitos, bisa benar namun juga bisa salah. Berikut ini berbagai mitos kehamilan yang harus disingkirkan karena tidak terbukti secara ilmiah.
Mitos-mitos yang Ramai Seputar Kehamilan
- Tidak Boleh Menaiki Pesawat Terbang
Mitos ini tidak sepenuhnya salah, namun tidak sepenuhnya benar. Untuk kehamilan yang normal, sebenarnya tidak masalah bila Moms ingin naik pesawat. Tetapi lebih baik hindari pada trimester pertama, karena morning sickness dapat meningkat selama di pesawat. Oleh karena itu, diskusikan dahulu dengan dokter kandungan sebelum bepergian jauh ya, Moms.
Waktu paling baik untuk melakukan penerbangan adalah di trimester kedua, karena morning sickness sudah tidak sering, tetapi perut masih kecil. Dengan kondisi begini, rasa nyeri di punggung atau pinggang belum terlalu mengganggu.
Pilihlah kursi yang memungkinkan Moms untuk lebih bebas bergerak dan mudah untuk akses ke toilet, misalnya kursi dekat lorong. Secara berkala, lakukan peregangan pada betis agar otot tidak terasa kaku.
- Bentuk Perut Mengisyaratkan Jenis Kelamin
Mitos ini sudah sangat umum di kalangan masyarakat. Banyak yang mengatakan bahwa perut yang terlihat naik menandakan anaknya perempuan. Sedangkan, perut yang terlihat turun menandakan anaknya laki-laki.
Padahal sebenarnya naik atau turunnya perut itu sama sekali tidak terkait dengan jenis kelamin loh, Moms. Bentuk maupun ketinggian perut ketika hamil dipengaruhi oleh posisi janin dalam uterus serta kekuatan otot perut.
Jika Moms penasaran dengan jenis kelaminnya, maka bisa diperiksa dengan USG kehamilan ketika usia kehamilan sudah memasuki ke 18-20 minggu.
- Harus Makan 2x Lipat
Karena tengah mengandung, banyak yang beranggapan bahwa Moms harus makan 2x lipat ketika hamil. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar ya, Moms, bahkan cenderung menjadi mitos kehamilan yang harus disingkirkan. Mengapa?
Meski membawa ‘badan lain’ dalam tubuhnya, kalori tambahan yang dibutuhkan oleh Moms ketika hamil hanya sebesar 200-300 kalori per hari. Semua itu sudah terpenuhi dengan konsumsi 4 porsi sayur dan buah, atau segelas susu skim dan 60 gram keju. Opsi makanan lainnya adalah sesendok makan mayones atau sebuah roti bagel. Jika Moms memasukkan kalori secara berlebih, tubuh justru akan rawan mengalami obesitas dan preeklamsia.
BACA JUGA: Gini Cara Hitung Kalender Hamil Biar HPL Nggak Meleset
- Makan Ikan Membuat Bayi Menjadi Amis
Sudah diketahui bahwa ikan adalah salah satu sumber makanan yang menjadi pemenuh asupan protein bagi tubuh. Dalam ikan terkandung protein, berbagai mineral, hingga omega 3 yang sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil. Bagaimana mungkin makanan bergizi ini dilarang dengan alasan dapat membuat badan bayi jadi amis?
Meski begitu, beberapa ikan memang tidak seharusnya dikonsumsi oleh Moms ketika hamil. Ikan tersebut adalah ikan predator yang kandungan merkurinya tinggi, misalnya ikan hiu. Adapun ikan lain yang mengandung merkuri, seperti tuna, sarden, dan salmon, tetap boleh dikonsumsi. Kadar merkuri dalam ikan itu sangat sedikit sehingga tetap aman, namun tidak boleh terlalu sering Moms.
- Tidak Boleh Berolahraga
Selama dokter menyatakan kandungan Moms sehat, maka seseorang tidak masalah tetap rajin berolahraga. Namun ada perubahan pola dalam olahraga tersebut. Agar tidak membahayakan, maka mulailah olahraga dengan perlahan, Moms. Bagaimanapun, olahraga sangat baik untuk kesehatan Moms dan si kecil.
Jika Moms rajin berolahraga, biasanya dapat lebih terhindar dari sakit punggung dan lelah yang berlebihan. Selain itu, pemulihan pasca persalinan berlangsung cukup cepat. Akan tetapi, ada baiknya konsultasikan jenis olahraga yang akan Moms jalani ke dokter kandungan dahulu ya.
Ternyata ada cukup banyak ya Moms mitos kehamilan yang harus disingkirkan. Jika Moms ragu akan sesuatu terkait dengan kehamilan, langsung tanyakan saja pada dokter kandungan.