Namanya juga orang tua, tentu Moms akan melakukan apa saja untuk membuat si kecil merasa aman dan selalu membantunya ketika mengalami situasi yang tidak menyenangkan. Meskipun pengawasan tersebut terkadang cenderung berlebihan. Sebenarnya sah-sah saja Moms melakukan hal yang demikian karena tidak ingin si kecil mengalami hal buruk. Namun, tahukah Moms bahwa pola asuh yang demikian dinamakan dengan helicopter parenting. Apa sebenarnya pola asuh tersebut, untuk mengenal tipe helicopter parenting dan apa efeknya pada anak, yuk simak keterangan lengkapnya di bawah ini, Moms.
Mengenal Pola Asuh Helicopter Parenting
Pola asuh helicopter parenting adalah orang tua berusaha untuk selalu memberikan perlindungan kepada anak dan ingin anaknya memperoleh segala sesuatu yang terbaik. Cara perlindungan yang diberikan menjadi terlalu berlebihan karena ingin terus terlibat pada segala aspek kehidupan anak. Moms cenderung mengontrol, menuntut si kecil melakukan segala sesuatu dengan sempurna, dan melindungi dengan cara berlebihan. Itulah ciri-ciri jika Moms menggunakan pola asuh helicopter parenting.
Sebagai contoh, Moms tidak memberikan izin untuk si kecil pergi jauh-jauh, dan Moms harus turut ikut bersama. Segala sesuatu seperti pakaian atau kegiatan ekstra di sekolah dipilihkan dan diatur karena Moms memiliki pemahaman bahwa itu semua untuk kebaikan si kecil.
Efek dari Pola Asuh Helicopter Parenting
Untuk mengenal tipe helicopter parenting dan apa efeknya pada anak, yuk simak informasi lebih jelasnya di bawah ini, Moms.
1. Tidak Mandiri
Karena Moms selalu mengatur dan memilihkan apa saja untuk si kecil, maka membuatnya manja, tidak dapat mandiri dan serba ketergantungan. Ia memiliki pemikiran bahwa semuanya dapat selesai tanpa harus berusaha karena ada Moms yang dapat menyelesaikannya. Ini bisa membuatnya tidak mampu melewati kegagalan dalam hidupnya kelak.
2. Rasa Percaya Diri Berkurang
Pola asuh helicopter parenting juga bisa memicu berkurangnya rasa percaya diri pada si kecil lho, Moms. Ia merasa tidak bisa melakukan segalanya sendiri, atau membuat keputusan sendiri karena telah terbiasa ada sosok Moms yang melakukan itu semua.
3. Mengalami Tekanan
si kecil dapat merasakan ada tekanan bahkan bisa jadi depresi karena segala selalu dipilihkan atau ditentukan oleh orang lain. Ia merasa tidak diberi kesempatan menentukan atau melakukan apa yang disukai sehingga memicu datangnya tekanan.
Baca Juga : Moms, Ini Keuntungan Mengurus Anak Sendiri Tanpa Pengasuh
4. Menjadi Sosok Pemberontak
Tidak menutup kemungkinan dengan pola asuh helicopter parenting, si kecil tumbuh menjadi sosok yang pemberontak karena selalu ada konflik antara dirinya dan Moms. Pasalnya, ia akan memasuki fase yang ingin melakukan sesuatu sesuai keinginan dan mengambil keputusan yang dianggap terbaik dalam hidupnya. Jika Moms terlalu memaksakan kehendak, ia akan memberontak dan membuat hubungan antara Moms dan anak menjadi semakin jauh.
5. Tidak Dapat Berpikir Kreatif
Efek lain yang bisa ditimbulkan dari pola asuh ini adalah membuat si kecil tidak bisa berpikir secara kreatif karena terbiasa mendapat bantuan. Hal ini tentu juga tidak baik untuk kehidupannya kelak, karena dapat menghambat kesuksesan dimana ia harus dituntut untuk mampu bersaing.
Sebenarnya, tidak ada orang tua termasuk Moms yang sengaja ingin melakukan pola asuh tipe helicopter parenting. Akan tetapi, rasa ingin memberikan yang terbaik kepada si kecil dan ingin ia selalu nyaman secara berlebihan membuat pola asuh ini terbentuk dengan sendirinya.
Jika Moms sudah terlanjur menggunakan tipe pola asuh ini, maka Moms yang harus dirubah tidak hanya pola asuh namun juga cara berpikirnya. Apakah Moms telah mengerti dan mengenal tipe helicopter parenting dan apa efeknya pada anak? Tidak ada yang terlambat, Moms dapat mengubahnya dan membekali si kecil untuk menjadi sosok yang mandiri, kuat, dan hebat.