Imunisasi adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan memberikan vaksin kepada anak untuk membentuk sistem kekebalan tubuh sehingga anak anak tidak rentan terkena penyakit. Di Indonesia, ada beberapa macam bentuk imunisasi yang harus diberikan kepada anak, baik ketika baru lahir sampai usia 18 tahun. Lalu, apa saja macam macam imunisasi dan tahapan imunisasi dasar itu?

Macam macam dan Tahapan Imunisasi Dasar dan Lanjutan

Di Indonesia, kegiatan imunisasi dibagi menjadi dua yaitu Imunisasi dasar atau wajib dan imunisasi tambahan. Imunisasi dasar biasanya adalah jenis imunisasi pada bayi usia 0 – 9 bulan. Sedangkan imunisasi tambahan adalah imunisasi anak yang diberikan pada kondisi tertentu diluar imunisasi wajib.

Tahapan Imunisasi Dasar

Untuk tahapan imunisasi dasar yang pertama yaitu ada vaksin hepatitis B. Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang diberikan ketika bayi baru lahir serta ketika bayi berusia 2 bulan, 3 dan 4 bulan. Vaksin ini berfungsi untuk mengurangi resiko bayi tertular virus hepatitis B baik dari orang lain ataupun dari sang ibu sendiri.

Lalu, ada imunisasi bayi 1 bulan, vaksin polio yang diberikan ketika anak baru lahir, 2 sampai 18 bulan.

Vaksin polio sangat penting diberikan pada bayi agar si kecil tidak terkena atau tertular penyakit polio atau kelumpuhan. Yang ketiga ada vaksin BCG. Vaksin BCG adalah vaksin yang diberikan pada anak untuk mencegah anak terkena penyakit menular pernapasan, Tuberkulosis atau TBC.

Vaksin BCG diberikan hanya satu kali ketika berusia 2 bulan. Apabila lebih dari 3 bulan anak belum diberi vaksin ini, maka dokter akan melakukan tes mantoux terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah terkena TBC atau belum.

Setelah itu, ada vaksin DPT, vaksin untuk mencegah anak terkena penyakit difteri, penyakit pertusis dan tetanus. Vaksin tersebut diberikan ketika anak berusia 2, 3, 4 dan 18 bulan.

Yang terakhir ada vaksin campak. Sebuah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit campak ketika anak berusia 9 bulan dan 18 bulan. Namun ketika anak sudah divaksin MMR, sebuah vaksin tambahan, maka tidak perlu melakukan vaksin campak dua kali, tetapi cukup satu kali.

BACA JUGA: Agar Makin Sehat, Ini Tahapan Imunisasi Tambahan untuk Anak

Macam Macam Imunisasi Lanjutan

Tahapan Imunisasi Dasar
Tahapan Imunisasi Dasar

Selain imunisasi dasar seperti di atas, ada beberapa imunisasi lanjutan yang perlu diberikan pada anak sesuai kondisi dan kebutuhan. Pertama ada vaksin MMR. Vaksin MMR adalah vaksin yang berfungsi untuk mencegah penyakit rubella, campak dan gondongan. Vaksin ini biasanya diberikan ketika anak berusia kisaran 12 – 18 bulan.

Kemudian ada vaksin tifoid untuk mencegah penyakit tifus. Vaksin ini diberikan ketika anak berusia dua tahun. Vaksin lainnya ada vaksin rotavirus, vaksin PCV, Varicella, influenza, hepatitis dan HPV. Vaksin rotavirus diberikan untuk mencegah penyakit dari rotavirus yaitu diare kronis. Vaksin PCV atau pneumokokus adalah vaksin untuk mencegah penyakit meningitis, pneumonia yang disebabkan bakteri.

Kemudian ada vaksin varicella yang dapat mencegah anak-anak dari penyakit cacar air. Vaksin ini diberikan ketika berusia 12 bulan atau bisa diberikan saat berusia 12 tahun. Lalu ada vaksin influenza yang boleh dilakukan kapan saja agar anak tidak terkena flu. Terakhir ada Vaksin Hepatitis A yang dilakukan agar anak tidak tertular virus hepatitis A dan dilakukan ketika anak berusia 2 tahun.

BACA JUGA: Jadwal Imunisasi Bayi yang Harus Dipenuhi

Yang terakhir ada HPV, vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit kelamin seperti kanker serviks dan dilakukan ketika anak sudah berusia 10 tahun.

Baik imunisasi dasar atau pun lanjutan sangat perlu dilakukan. Namun untuk imunisasi lanjutan, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu di puskesmas atau dokter agar lebih aman apakah perlu atau tidak dilakukannya imunisasi lanjutan pada tubuh anak anak.

Untuk lebih jelasnya, Moms bisa meminta jadwal imunisasi di Puskesmas. Walaupun tidak bisa mencegah secara sempurna, namun pemberian tahapan imunisasi dasar dapat melindungi anak jika terkena penyakit atau tertular, maka dampaknya tidak akan separah yang tidak diimunisasi.