Salah satu sumber kekhawatiran orangtua terbesar adalah saat buah hati enggan menyentuh makanannya. Gangguan makan pada anak bisa berlangsung sesaat saja, misalnya saat mereka terlalu asyik bermain sehingga malas makan. Moms harus mulai waspada bila si kecil terus-menerus tidak mau makan karena gejala tersebut bisa merupakan tanda-tanda gangguan serius.

Mengenal Berbagai Kasus Gangguan Makan

Secara umum ada dua hal yang membuat anak tidak ingin makan, pertama adalah faktor fisik dan kedua psikis. Buah hati bisa saja tidak mau makan karena ada gangguan pada fisiknya, misalnya sakit gigi, sariawan, dan seterusnya. Faktor psikologis juga berdampak pada nafsu makan anak, misalnya dipaksa makan dengan kasar atau tidak menyukai menu yang dihidangkan.

BACA JUGA: Bayi Lahir Sehat, 8 Makanan Kaya Nutrisi yang Harus Dikonsumsi Moms

Untuk menambah wawasan, inilah beberapa tipe gangguan makan yang harus Moms ketahui.

1. Pemilih makanan

Picky eater adalah gangguan makan pada anak dua tahun yang bisa terjadi hingga usia enam tahun. Artinya si Kecil hanya mau menyantap makanan yang disukai dan tak mau menu lainnya. Untuk mendapatkan solusi Moms perlu tahu apa pemicu masalahnya dulu, misalnya tampilan makanan kurang menggugah selera, menu tidak bervariasi, dan lain-lain.

2. Tidak mau menelan makanan

Selain penyebab di atas, anak yang sering mengulum makanannya di mulut mungkin mengalami masalah pada sistem pencernakan atau sensorik area mulut. Untuk mengetahui apakah hal tersebut yang terjadi pada buah hati tentu Moms harus berkonsultasi dengan ahlinya.

3. Menolak makanan

Para ahli menyebut kasus ini sebagai Gerakan Tutup Mulut (GTM). Penyebab gangguan makan tersebut adalah sensitivitas yang terlalu berlebih akan aroma serta citarasa makanan. GTM juga bisa dipicu oleh trauma terkait makanan. Contohnya, anak pernah kepedasan karena makan cabe rawit merah sehingga dia akan menolak semua makanan berwarna merah.

BACA JUGA: Hati-Hati, Ini Cara Mencegah Anak Obesitas

4. Anoreksia nervosa

Selain terjadi pada balita, masalah yang berhubungan dengan aktivitas makan juga bisa terjadi pada anak yang lebih besar dan remaja. Salah satunya adalah gangguan makan pada remaja, Anoreksia nervosa. Penderita seringkali sangat khawatir menyantap makanan karena merasa dirinya sangat gemuk.

Bila tak segera mendapat penanganan yang tepat gangguan semacam ini bisa sangat membahayakan kesehatan. Penderita seringkali mengalami malnutrisi parah sehingga organ-organ vital tubuhnya tak dapat berfungsi dengan optimal. Segera cari bantuan bila kamu mencurigai ada anggota keluarga atau mungkin buah hati yang mengalami hal ini.

5. Bulimia

Hampir sama dengan gangguan anoreksia, penderita juga sangat takut kegemukan, namun tak dapat menolak makanan. Umumnya mereka menyukai hidangan yang berlemak, manis, dan lezat dan menyantapnya dengan lahap. Sayangnya mereka kemudian memuntahkan kembali makanan tersebut. Pengidap bulimia bahkan bisa muntah sampai enam kali sehari.

Gangguan makan anorexia nervosa dan bulimia pada remaja sering terjadi karena memiliki gambaran yang keliru tentang stereotype tubuh ideal. Tubuh ramping bak model banyak diidamkan remaja dan bisa memicu obsesi bila tak diatasi dengan baik. Inilah sebabnya mereka sangat takut untuk makan dan menjadi kegemukan.

Saat menyebut gangguan makan anak atau remaja, biasanya yang langsung terlintas di benak kebanyakan orang adalah mereka tak mau makan. Padahal ada lho Moms gangguan yang disebut binge eating. Alih-alih tak mau makan, penderita justru makan berlebihan pada kasus ini. Bukan karena lapar, tetapi penderita makan karena merasa tertekan.

Binge eating atau emotional eating bisa membuat penderita makan sangat banyak dan berulang-ulang. Mereka bahkan dapat menghabiskan sebuah semangka utuh dalam sekali waktu. Penderita gangguan makan ini tak pernah merasa bersalah karena tak menyadari perbuatannya.

Nah, semoga informasi tentang gangguan makan pada anak ini bermanfaat ya Moms. Jangan ragu untuk segera menghubungi layanan medis bila melihat gejala-gejala di atas pada buah hati.